0

Semangatku

Published at 4:51 AM in


Mitha menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan gelisah. Jam terus berjalan dan itu semakin membuatnya berkeringat dingin.
Bagaimana ini? Besok ujian Statistika Matematika. Tapi aku sama sekali belum belajar. What’s going on?
Mitha terus memperingati dirinya untuk belajar. Tapi dari satu jam yang lalu, dia belum merubah posisinya sedikitpun.
Come on girl.. bangun! Kamu ga mau kan nilaimu hancur lagi kaya ujian kemarin? Wake up!
Mitha masih berusaha keras untuk meyakinkan dirinya untuk belajar. Tapi kenyataannya, dia masih tetap berbaring disana dengan meremas-remas bantal gulingnya.
Kenapa sich kamu Ta? Malas banget belajar! Ga pernah kapok dengan nilai hancur tiap kali ujian? Ayo belajar!
Dan kali ini nampaknya kata-kata motivasi dari dirinya sendiri berhasil. Mitha mulai duduk di meja belajarnya dan membuka buku Statistika Matematikanya yang lumayan tebal itu. Ia membuka buku itu dari halaman satu ke halaman dua, berlanjut ke halaman tiga, dan berhenti di halaman ke empat.
Bugh!! Dia menutup bukunya. Aku  ga konsen belajar! Percuma!
Ia bangun dari meja belajarnya dan kembali menjatuhkan diri ke kasurnya yang empuk. Tangan kirinya meraih HP yang sedari tadi ada di samping tempat tidurnya. Ia menekan sebuah nomor telepon, kemudian dengan segera ia menempelkan HP ke telinganya.
Halo bebh....”, suara di seberang sana terdengar ramah menyambut telponnya.
Jez.. apa yang bisa membuat kamu rajin belajar disana?”, Mitha langsung to the point, karena memang itulah alasannya menelpon Jezy, sahabatnya itu.
Hmm... Ortu!! Inget mereka bebh, karena yang ku pikirin setiap permintaanku selalu diberi. Apa nanti yang bisa aku beri? Setiap ortu tidak pernah mengharapkan materi. Mereka cukup mendapat sesuatu yang bisa membanggakan mereka”.
Degh! Mitha merasa ada sesuatu yang menghantam hatinya.
 Aku ga pernah ngebanggain ortu. Setiap permintaanku selalu diberikan. Laptop, HP, TV, apapun yang aku minta selalu diberikan. Dimana rasa terima kasihku? Bahkan ibu mengira aku selalu rajin belajar disini. Betapa jahatnya aku pada ibu. Berapa banyak uang yang telah ia keluarkan untuk membiayai kuliahku disini. Berapa banyak keringat yang ia keluarkan untuk bisa mengirimkan uang kapanpun aku memintanya. Betapa enaknya hidupku selama ini. Uang habis, aku hanya tinggal minta, dan ibu langsung mentransfer uang ke ATM-ku.Tapi yang aku lakukan? Aku hanya bisa bermalas-malasan.
Bebh..ada apa?”, Jezy khawatir karena tak ada jawaban dari Mitha.
Makasi sayang...aku uda punya motivasi sekarang. Makasi banyak”, Mitha menghapus air matanya.
kamu ga apa-apa?”, jezy masih khawatir karena tau temannya menangis di seberang telepon.
Ga apa-apa. Aku cuma tersentuh aja sama kata-kata kamu. Makasi ya..
Semangat bebh..”, jezy tersenyum pada sahabatnya itu walaupun ia tau Mitha tak melihatnya.
Iya, aku akan berusaha”, Jawab Mitha lebih kepada dirinya sendiri.



-DSP-

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

Post Details

No Response to "Semangatku"

Post a Comment